STEREOTIP yang mengatakan, orang Yahudi memiliki otak cerdas begitu lekat sampai sekarang. Baik yang berkonotasi negatif dengan measosiasikan mereka sebagai orang yang licik, penipu dan menakutkan. Maupun yang berkonotasi positif, dalam arti mereka memiliki otak yang brilian. Hal itu diperkuat dengan sejumlah bukti dari beberapa tokoh Yahudi yang dikenal memiliki kecerdaaan luar biasa. Sebut saja, Albert Einstein penemu atom, sutradara kondang Steven Spielberg, pakar keuangan George Soros, Alan Greenspan, sampai penemu Facebook Mark Zuckerberg. Malah beberapa tokoh Yahudi namanya menjadi merek terkenal di dunia dan digandrungi banyak orang. Mulai dari bisnis parfum sampai otomotif, antara lain Estee-Lauder (parfum), Ralph Lauren (pakaian), Levi Strauss (celana Jeans), dan Adam Citroen (merek mobil).
Selain dari realitas saat ini produk, ide dan kemajuan teknologi kaum Yahudi, kecerdasan otak bangsa Yahudi juga telah tertulis dalam kitab suci umat islam (Al Qur’an) bahwa tuhan telah menjadikan bangsa mereka memiliki kelebihan diatas rata-rata manusia. “Hai bani Israel, ingatlah akan nikmat-ku yang telah aku anugrahakan kepadamu dan bahwasanya aku telah melebihkan kamu atas segala umat” [Al Baqarah ayat 47].
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Ia tiga tahun tinggal di Israel menjalani housemanship di beberapa rumah sakit. Ia mengaku melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, “Mengapa Yahudi Pintar?”. Terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Stephen Car Leon tergerak membuat tesis untuk phd-nya yang memakan waktu hampir delapan tahun.
Marilah dimulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak membeli membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, “iya ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung, sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang di campur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak. Namun kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak di kandungan. Sudah menjadi ‘adat’ orang Yahudi saat mengandung mengkonsumsi tablet minyak ikan.
Dalam menu makan, kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka makan buah-buahan dulu sebelum hidangan utama. Menurut mereka, memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) kemudian buah-buahan, menyebabkan ngantuk. Di Israel, merokok adalah tabu. Apabila diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali0kali merokok. Tanpa sungkan mereka menyuruh keluar merokok diluarvrumah mereka. Menurut ilmuan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikoti dapat merusak sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Stephen juga mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam. Diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata memahami tiga bahasa, Hebrew, arab dan inggris. Sejak kecil mereka telah di latih bermain piano dan bola. Ini adalah suatu keajaiban. Menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Selain itu olahraga juga menjadi kewajiban mutlak, yakni memanah, menembak dan berlari.
Kesimpulan teori Stephen, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan bagi orang-ornang Yahudi. Ini bukan bim salabim atau sekedar dari anugrah dari tuhan. Ada usaha, ada effort. Sebab tuhan tidak akan mengubah mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka sendiri mengubahnya (berusaha menjadi lebih baik).